Peluang Green Jobs di Energi Terbarukan dan Ekonomi Berkelanjutan
Ilustrasi pekerja di energi terbarukan/Freepik
Saat ini, tren pekerjaan beralih ke bidang yang ramah lingkungan. Ditandai dengan industri energi hijau yang mengalami pertumbuhan pesat seiring dengan meningkatnya komitmen global terhadap energi terbarukan. Tren pekerjaan itulah yang dikenal dengan green jobs.
GREEN JOBS.ID—Peluang karier di sektor energi terbarukan kini semakin luas dan diperkirakan terus berkembang seiring dengan meningkatnya kebutuhan global akan solusi energi yang ramah lingkungan. Setiap sumber energi terbarukan memerlukan keahlian spesifik dengan karier menjanjikan.
- Energi Surya telah menciptakan banyak peluang kerja, terutama di bidang instalasi dan pengembangan teknologi. Misalnya, Pemasang Panel Surya dan Insinyur Energi Surya. Profesi Pemasang Panel Surya membutuhkan keterampilan teknis untuk memastikan pemasangan dan perawatan sistem panel surya baik di sektor rumah tangga maupun bisnis sudah presisi, sehingga sistem berjalan dengan efisien. Sementara Insinyur Energi Surya berfokus pada pengembangan teknologi baru yang lebih efisien dalam memanfaatkan tenaga surya, baik melalui peningkatan desain panel maupun inovasi dalam teknologi penyimpanan energi.
- Peluang karier yang ditawarkan Energi Angin antara lain Teknisi Turbin Angin dan Ahli Energi Angin. Teknisi Turbin Angin menuntut keahlian dalam mekanik dan elektrik untuk melakukan pemeliharaan dan perbaikan turbin angin serta mengatasi tantangan teknis di lapangan. Posisi ini penting untuk memastikan operasi turbin tetap efisien dan aman, terutama di lahan terbuka yang menghasilkan energi dalam skala besar. Sementara karier sebagai Ahli Energi Angin mengharuskan individu untuk berperan dalam penelitian dan pengembangan guna meningkatkan kapasitas serta efisiensi turbin angin melalui desain baru dan optimalisasi energi.
- Pada Energi Panas Bumi (Geothermal Energy) terdapat dua contoh karier, yaitu Operator Pembangkit Listrik Geotermal dan Insinyur Geotermal. Operator Pembangkit Listrik Geotermal bertugas untuk memonitor dan mengelola operasi pembangkit listrik tenaga panas bumi sehari-hari. Posisi ini memastikan sistem berjalan secara efektif dan efisien serta memaksimalkan potensi sumber daya panas bumi. Sementara Insinyur Geotermal bertanggung jawab untuk merancang sistem yang dapat mengoptimalkan penggunaan panas bumi, baik untuk pembangkit energi maupun pemanasan langsung di berbagai sektor.
- Sumber energi dari air membuka peluang di bidang Teknologi Hidro. Ada dua contoh kariernya, yaitu Insinyur Tenaga Hidro dan Spesialis Lingkungan. Insinyur Tenaga Hidro berperan penting dalam mendesain, mengembangkan, dan memelihara infrastruktur pembangkit listrik tenaga air. Mereka terlibat dalam analisis teknis dan memastikan bahwa turbin beroperasi dengan maksimal. Karier ini memerlukan pemahaman mendalam mengenai mekanika fluida dan infrastruktur pembangkit. Sementara Spesialis Lingkungan dalam proyek tenaga air sangat penting untuk menilai dampak lingkungan dari proyek tersebut dan memastikan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku, mengingat pembangunan bendungan atau instalasi lain dapat memengaruhi ekosistem lokal.
- Energi Biomassa menawarkan karier yang menarik, seperti Teknisi Biomassa dan Peneliti Energi Biomassa. Teknisi Biomassa bekerja dalam proses produksi energi dari sumber biomassa seperti limbah pertanian atau kayu. Teknisi ini bertanggung jawab untuk mengubah bahan mentah organik menjadi energi bersih, termasuk dalam bentuk listrik atau bahan bakar cair. Sementara Peneliti Energi Biomassa menjadi kunci dalam menemukan cara-cara baru pemanfaatan biomassa yang lebih efisien serta dalam mengembangkan teknologi baru yang lebih ramah lingkungan guna memaksimalkan output energi.
Mengapa Kebutuhan Green Jobs Terus Meningkat?
Ilustrasi kebutuhan green jobs/Freepik
Pemerintah di berbagai negara, termasuk Indonesia, telah menetapkan target ambisius untuk meningkatkan penggunaan energi terbarukan guna mengurangi emisi karbon dan memitigasi dampak perubahan iklim. Penetapan target ini diawali dengan Perjanjian Paris. Setiap negara yang telah meratifikasi perjanjian itu harus menyerahkan Nationally Determined Contribution (NDC)-nya. NDC merupakan komitmen iklim yang diajukan setiap negara yang telah menandatangani Perjanjian Paris untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
Indonesia juga sudah meratifikasi Perjanjian Paris melalui UU No.16 Tahun 2016. Kemudian, Indonesia menyampaikan NDC-nya. Dalam NDC itu, Indonesia menargetkan penurunan emisi GRK sebesar 31,89% atas usaha sendiri dan sebesar 43,20% dengan dukungan internasional pada 2030.
Salah satu cara untuk mengurangi emisi adalah dengan melakukan transisi energi, yaitu dari energi berbasis fosil menjadi energi terbarukan. Oleh karena itu, ditetapkanlah Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) yang menargetkan energi baru dan terbarukan (EBT) sebesar 23% pada bauran energi primer pada 2025.
Dengan adanya perjanjian di dunia internasional dan kebijakan di tingkat nasional itulah makin terbuka peluang bagi tenaga kerja terampil dalam sektor energi bersih.
Selain itu, investasi perusahaan swasta dalam berbagai proyek energi terbarukan mempercepat pengembangan proyek dan mengurangi beban keuangan pemerintah. Para pemangku kepentingan di sektor swasta mulai menyadari potensi keuntungan ekonomi dari energi terbarukan, dengan pasar energi bersih global diprediksi terus berkembang. Investor melihat energi terbarukan sebagai peluang yang menguntungkan dan stabil dibandingkan dengan bahan bakar fosil yang cenderung volatil. Aliran modal ini mendorong percepatan pengembangan proyek-proyek energi hijau yang menghasilkan lapangan kerja di berbagai sektor, mulai dari penelitian dan pengembangan teknologi hingga pemasangan dan pemeliharaan infrastruktur.
Kesadaran masyarakat yang semakin tinggi akan isu perubahan iklim dan kebutuhan akan keberlanjutan turut berkontribusi dalam meningkatnya permintaan terhadap produk dan layanan yang ramah lingkungan. Konsumen kini lebih memilih produk yang mendukung pelestarian lingkungan, memicu perubahan dalam sektor industri yang beradaptasi dengan tren ini. Peningkatan kesadaran ini tidak hanya memengaruhi perusahaan dalam mengembangkan produk yang lebih hijau, tetapi juga mempercepat penciptaan lapangan kerja di bidang-bidang seperti energi terbarukan, manajemen limbah, dan teknologi efisiensi energi.
Program Pelatihan dan Jalur Karier di Green Jobs
Ilustrasi pelatihan green jobs/Freepik
Untuk berkecimpung di green jobs, seseorang harus mempersiapkan diri dengan pelatihan teknis, sertifikasi, pengalaman kerja, dan pendidikan formal.
- Program Pelatihan Teknis seperti yang diselenggarakan Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) dari Kementerian ESDM berfokus pada keterampilan instalasi dan perawatan peralatan energi terbarukan. Misalnya, pelatihan Teknisi Instalasi Panel Surya, Perawatan Turbin Angin, serta Manajemen Proyek Energi Terbarukan.
- Sertifikasi Profesional sangat penting untuk meningkatkan kredibilitas dan peluang karier. Misalnya, sertifikasi teknisi panel surya oleh BNSP, sertifikasi manajemen energi oleh PPSDM EBTKE, dan sertifikasi di bidang audit lingkungan dan manajemen limbah oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
- Magang dan Pengalaman Kerja memberikan kesempatan untuk mendapatkan pengalaman langsung di lapangan. Program seperti Magang EBTKE di Kementerian ESDM memberikan kesempatan untuk bekerja dalam proyek-proyek energi bersih, seperti pemasangan pembangkit listrik tenaga surya di daerah terpencil dan proyek efisiensi energi di perkotaan.
- Pendidikan Formal yang menyelenggarakan program studi khusus seperti Teknik Energi Terbarukan dan Manajemen Lingkungan mempersiapkan lulusan dengan pemahaman mendalam mengenai teknologi energi hijau dan kebijakan keberlanjutan. Beberapa kampus yang menyediakannya, yaitu Politeknik Negeri Jember, Universitas Prasetya Mulya, dan Institut Teknologi PLN.
Perusahaan di Indonesia yang sudah Memberlakukan Green Jobs
Perusahaan-perusahaan dengan berbagai bidang yang berbeda di Indonesia telah berupaya untuk mengurangi dampak negatif kerusakan lingkungan dengan menerapkan green jobs dalam operasi mereka. Berikut beberapa contohnya.
- PT Pertamina (Persero) – Melalui anak perusahaannya, PT Pertamina Geothermal Energy, Pertamina terlibat dalam pengembangan energi panas bumi (geotermal).
- PT PLN (Persero) – Selain beroperasi di bidang energi listrik konvensional, PLN terlibat dalam proyek-proyek energi terbarukan seperti pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan tenaga air (PLTA).
- PT Medco Power Indonesia – Fokus pada pembangkit listrik berbasis energi terbarukan, termasuk proyek tenaga surya dan panas bumi.
- PT Geo Dipa Energi (Persero) – Perusahaan ini khusus bergerak dalam pengembangan dan operasi pembangkit listrik tenaga panas bumi.
- PT Sarulla Operations Ltd – Mengoperasikan salah satu pembangkit listrik panas bumi terbesar di dunia yang terletak di Sumatera Utara.
- PT Supreme Energy – Mengembangkan proyek panas bumi di Sumatera dan Jawa.
- PT Akuo Energy Indonesia – Anak perusahaan dari Akuo Energy Group, berfokus pada proyek energi angin dan surya.
- PT Adaro Power – Bagian dari Grup Adaro, perusahaan ini mulai berinvestasi dalam energi terbarukan, termasuk tenaga surya.
- Vena Energy Indonesia – Bagian dari Vena Energy Group, perusahaan ini mengoperasikan proyek-proyek energi surya dan angin di Indonesia.
- PT Terregra Asia Energy Tbk – Terlibat dalam proyek tenaga surya dan hidro kecil di berbagai lokasi di Indonesia.
Seluruh perlengkapan untuk terjun ke green jobs telah tersedia. Mulailah mengeksplorasi yang sesuai dengan minat dan tujuan karier kita. Dengan demikian, kita siap menjalani karier yang berkontribusi tidak untuk finansial semata, tetapi juga untuk bumi tercinta.