Integrasi ESG di Sektor Perbankan dalam Mendorong Praktik Keberlanjutan
Ilustrasi ESG dalam perbankan/Freepik
Praktik bisnis yang berfokus pada keberlanjutan melalui penerapan ESG di sektor perbankan bukan lagi suatu tren, tetapi sudah menjadi kebutuhan yang mendesak untuk memastikan keberlanjutan jangka panjang yang lebih inklusif dan bertanggung jawab.
GREEN JOBS.ID–Di era perubahan iklim dan tuntutan global terhadap keberlanjutan, bank-bank di Indonesia mulai mengintegrasikan prinsip-prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) ke dalam strategi bisnis mereka. ESG kini menjadi salah satu faktor penting dalam perbankan modern, yang menjadikan bank tidak hanya berperan sebagai institusi keuangan, tetapi juga sebagai pelopor perubahan sosial dan lingkungan yang positif.
Manfaat Penerapan ESG dalam Perbankan Indonesia
Ilustrasi proses penerapan ESG/Freepik
Sektor perbankan di Indonesia menerapkan prinsip ESG untuk menghadapi tantangan global terkait perubahan iklim, ketimpangan sosial, dan tata kelola perusahaan yang baik. Dengan mengadopsi ESG, bank-bank di Indonesia berpotensi untuk:
- Mengurangi Dampak Lingkungan
Dengan mengintegrasikan masalah lingkungan ke dalam operasi perusahaan, seperti mengurangi emisi karbon, kinerja menjadi lebih baik dalam jangka panjang. Bagi bank, ini berarti menawarkan pinjaman hijau dan membiayai proyek berkelanjutan yang ramah lingkungan, yang dapat menghasilkan jejak karbon yang lebih rendah dan penggunaan sumber daya yang lebih efisien. Selain itu, memang sudah menjadi standar global untuk mematuhi persyaratan peraturan seputar pengungkapan karbon, mendorong bank untuk mengadopsi praktik yang lebih ramah lingkungan.
Beberapa bank di Indonesia, seperti Bank Negara Indonesia (BNI), telah memasukkan pembiayaan berkelanjutan ke dalam kebijakan mereka. Bank ini mendukung proyek-proyek yang mengurangi dampak lingkungan, seperti energi terbarukan, pengelolaan limbah, dan pertanian berkelanjutan.
- Memperkuat Dampak Sosial
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui inklusi keuangan dan dukungan bagi usaha kecil dan menengah (UKM). Penelitian oleh Marsh menunjukkan bahwa bank yang mendukung UKM melalui praktik yang selaras dengan ESG dapat menciptakan dampak sosial yang signifikan dengan mendorong penciptaan lapangan kerja dan inklusi keuangan. Pendekatan ini tidak hanya membantu meningkatkan ekonomi, tetapi juga memperkuat masyarakat dan membantu mengurangi kesenjangan. Dengan memprioritaskan dampak sosial, bank meningkatkan reputasi mereka di mata nasabah dan investor.
Salah satu bank di Indonesia, yaitu Bank Rakyat Indonesia (BRI) telah memberikan pendampingan dalam pengembangan produk hingga upaya digitalisasi pelaku UMKM secara konsisten.
- Meningkatkan Tata Kelola
Memastikan transparansi, akuntabilitas, dan etika dalam seluruh aspek operasional perusahaan. Bank dengan mekanisme tata kelola yang kuat cenderung mengungguli bank lain dalam hal pengembalian bagi pemegang saham. Peningkatan tata kelola dapat mengurangi risiko yang terkait dengan praktik yang tidak etis atau salah urus, meningkatkan kepercayaan investor dan stabilitas jangka panjang. Konsultan global PwC lebih lanjut menekankan bahwa memastikan transparansi dan akuntabilitas sangat penting untuk memenuhi harapan regulasi dan menjaga kepercayaan para pemangku kepentingan.
Bank Danamon, misalnya, telah memprioritaskan tata kelola yang baik dengan memastikan transparansi dan akuntabilitas melalui pembentukan komite tata kelola yang independen, kepatuhan terhadap kerangka regulasi yang ketat, dan peningkatan keterlibatan pemegang saham. Penetapan tata kelola itu mencakup pelaporan ESG secara berkala dan kepatuhan terhadap standar tata kelola nasional dan internasional, yang sejalan dengan pedoman regulasi Indonesia dan praktik terbaik global. Inisiatif Bank Danamon telah meningkatkan reputasinya, membangun kepercayaan investor, dan mendukung stabilitas bisnis jangka panjangnya.
Apakah ESG Meningkatkan Kinerja dan Finansial?
Riset dari berbagai lembaga keuangan dunia menunjukkan bahwa bank yang mengadopsi prinsip ESG cenderung berkinerja lebih baik dalam jangka panjang yang menguntungkan secara finansial dan reputasi.
- Riset McKinsey menemukan bahwa perusahaan, termasuk bank, yang mengintegrasikan ESG ke dalam operasi inti mereka sering kali mengalami kinerja keuangan yang lebih baik dibandingkan dengan yang tidak. Secara khusus, analisis McKinsey terhadap 10.000 perusahaan global terbesar antara tahun 2017 dan 2021 menunjukkan bahwa “triple outperformers” (perusahaan yang unggul dalam pertumbuhan, profitabilitas, dan ESG) menghasilkan pengembalian pemegang saham tahunan 2 poin persentase lebih tinggi daripada yang hanya berfokus pada metrik keuangan.
- Menurut PwC, perusahaan yang memprioritaskan ESG melaporkan peningkatan dalam manajemen risiko dan kepatuhan peraturan, yang merupakan kunci untuk mempertahankan profitabilitas jangka panjang. Bank yang selaras dengan ESG cenderung menarik lebih banyak investasi karena para pemangku kepentingan dan investor semakin memprioritaskan keberlanjutan saat membuat keputusan keuangan. Keselarasan ini membantu bank membangun kepercayaan dengan nasabah mereka dan memperkuat posisi pasar mereka.
- Marsh melaporkan bahwa bank yang berfokus pada ESG tidak hanya mengurangi risiko yang terkait dengan kegagalan lingkungan dan tata kelola, tetapi juga memperoleh keunggulan kompetitif dengan menanggapi ekspektasi sosial. Misalnya, bank yang menyediakan produk keuangan inklusif dan mendukung UKM melalui inisiatif ESG sering kali melihat peningkatan hubungan masyarakat dan peningkatan loyalitas nasabah.
Bagaimana Perbankan Indonesia Mengimplementasikannya?
Kesadaran pentingnya penerapan ESG telah dimiliki perbankan Indonesia yang terlihat dari program-program mereka. Berikut beberapa contohnya.
Ilustrasi kesadaran menerapkan ESG/Freepik
- Bank Mandiri: Membangun Masa Depan Berkelanjutan
Sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia, Bank Mandiri, telah menunjukkan komitmennya dalam mengintegrasikan ESG. Dalam Katadata SAFE 2024, President Director Bank Mandiri, Alexandra Askandar, menegaskan visi Bank Mandiri untuk menjadi “Indonesia’s Sustainability Champion for a Better Future”. Tiga pilar utama yang mendasari strategi keberlanjutannya adalah sustainable banking, sustainable operation, dan sustainability beyond banking.
Bank Mandiri fokus pada mengurangi dampak lingkungan, memperkuat dampak sosial melalui inklusi keuangan, dan meningkatkan tata kelola perusahaan. Salah satu target ambisinya adalah mencapai net zero emission (NZE) dalam operasional perusahaan pada tahun 2030. Untuk mendukung pencapaian target ini, Bank Mandiri berkomitmen untuk mengembangkan portofolio dan produk yang berkelanjutan, seperti pembiayaan proyek energi terbarukan dan green financing.
- Bank Syariah Indonesia (BSI): Mewujudkan Keuangan Berkelanjutan Melalui Prinsip Syariah
BSI sebagai salah satu bank syariah terbesar di Indonesia juga turut serta dalam mengadopsi prinsip ESG. Bank ini berfokus pada pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan mematuhi prinsip-prinsip syariah, yang mencakup larangan terhadap transaksi yang merusak lingkungan atau berpotensi menimbulkan ketidakadilan sosial.
BSI menekankan pentingnya inklusi keuangan yang berkelanjutan dan mendukung usaha kecil dan menengah (UKM) melalui pembiayaan syariah yang adil. Selain itu, bank ini berkomitmen untuk meningkatkan tata kelola yang baik dan transparan dalam operasionalnya sesuai dengan prinsip syariah yang menjunjung tinggi keadilan dan keseimbangan.
Salah satu contoh proyek BSI yang telah mendapatkan manfaat dari inisiatif ESG, yaitu proyek pembiayaan hijau di sektor pertanian. BSI telah mendukung berbagai proyek pertanian berkelanjutan yang sejalan dengan prinsip-prinsip syariah, memastikan bahwa pembiayaan tersebut tidak berkontribusi terhadap kerusakan lingkungan. Salah satu program yang sedang dilakukan adalah “BSI Mitra Plasma Sawit”, produk ini digunakan untuk pembiayaan pembangunan dan penanaman kebun baru maupun peremajaan. Program ini memudahkan petani plasma sawit untuk mengembangkan lahannya agar produktif.
- Bank Central Asia (BCA): Menjaga Keseimbangan Ekonomi dan Lingkungan
BCA, sebagai salah satu bank swasta terbesar di Indonesia, telah mengambil langkah-langkah strategis untuk mengintegrasikan ESG ke dalam bisnisnya. BCA berkomitmen untuk menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan. Bank ini fokus pada pengurangan jejak karbon melalui inisiatif hijau seperti pembiayaan proyek-proyek energi bersih dan pembangunan infrastruktur hijau.
Selain itu, BCA menekankan pentingnya tata kelola yang baik dan tanggung jawab sosial. Salah satu program corporate social responsibility (CSR) BCA bernama #BuktiBaktiBCA mencakup berbagai inisiatif yang mendukung pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Bank ini juga mengedepankan prinsip-prinsip keadilan dan inklusi sosial dalam kebijakannya.