[vc_row full_width=”stretch_row” bg_type=”bg_color” bg_color_value=”#f1f1f1″][vc_column][vc_column_text]
Kita sering mendengar petuah dari orang bijak bahwa pengalaman pahit yang kita alami dapat membuat kita lebih menghargai hidup. Sudah setahun lebih, kita mengalami pengalaman yang pahit bersama-sama, meski dengan kadar yang berbeda. Ada 3,5 juta orang kehilangan pekerjaan akibat pandemi covid-19, banjir di berbagai daerah (akhir Februari ini, banjir parah terjadi di Jakarta dan sekitarnya), cuaca ekstrim, longsor, dan banyak hal lainnya. Hal ini seolah menjadi alarm bagi manusia di bumi bahwa pandemi ini hanya “teguran” kecil. Bencana sesungguhnya yang bisa membuat kita tak berkutik masih sangat mungkin terjadi, hanya jika kita tak bersahabat dengan bumi.
Sepertinya hal itulah yang turut melatarbelakangi pergeseran nilai dan perilaku konsumen. Tahun ini, tren eco friendly semakin meningkat. Konsumen kian menyukai produk yang memiliki nilai tambah dari segi kebermanfaatan pada lingkungan seiring dengan populernya gaya hidup sustainable living di masyarakat. Sustainable living atau hidup berkelanjutan merupakan gaya hidup untuk meminimalisir dampak buruk dari kerusakan lingkungan dan perubahan iklim yang dilakukan oleh masyarakat dunia, tak terkecuali Indonesia.
Perubahan ini sudah terlihat dari semakin banyak orang yang beralih ke green living. Daniel Levine, direktur eksekutif Avant-Guide Institute, sebuah perusahaan pakar tren global untuk perjalanan dan pemasaran konsumen, menyebutkan bahwa Pandemi Covid-19 menstimulasi kenaikan tiga tren utama di dunia pada tahun ini, yakni Personal Wellness (kondisi sehat keseluruhan pribadi), Personal Technology (teknologi pribadi), dan Institutional Trust (kepercayaan terhadap institusi). Perubahan tren ini berpengaruh besar pada pilihan konsumen. Dan ketika ada perubahan tren konsumsi, maka otomatis semua lanskap industri itu akan berubah.
Industri yang berubah, akan berpengaruh pula pada prediksi pekerjaan di masa depan terutama setelah pandemi covid-19. Banyak pakar ekonomi yang memperkirakan akan lebih banyak lapangan pekerjaan hijau yang tercipta atau green jobs. Salah satunya terlihat dari rencana pemerintah pada RPJMN 2020-2024. Kebetulan, pada saat yang sama, Indonesia mulai mengalami peningkatan jumlah penduduk usia muda. Hasil Sensus Penduduk 2020 yang diumumkan pada bulan lalu menunjukkan jumlah Millenials dan Gen Z sangat mendominasi. Ini artinya, anak muda akan sangat berperan dan berpeluang dalam mewujudkan karir cemerlang di sektor green jobs. Menariknya, selain bisa meningkatkan perekonomian, green jobs ini juga memegang peranan vital dalam melestarikan lingkungan.
Pada tulisan ini, saya akan menjelaskan sekelumit tentang green jobs, peluang anak muda untuk berkarir di sektor green jobs, serta inspirasi karir dan bisnis di sektor ini. Baca sampai selesai, ya.
Green Jobs, Tren Pekerjaan Masa Depan
Di atas tadi saya tulis bahwa salah satu tren yang naik pasca pandemi covid-19 adalah personal wellness. Tren personal wellness ini memerhatikan kesehatan seseorang secara keseluruhan, baik dalam pelayanan kesehatan, kendaraan, makanan, pelayanan keuangan, hingga arsitektur. Tren ini membuat banyak orang semakin peduli dengan lingkungan. Tidak hanya individu, banyak perusahaan juga telah mengaplikasikan personal wellness melalui produk seperti mobil hybrid, mobil elektrik, smart lamp yang hemat energi, sepatu dari bahan recycle, kemasan produk dari kertas dan dus daur ulang, paperless struk, sayur dan buah organik, dan hingga munculnya perumahan atau arsitektur hijau. Tren ini akan mendorong kenaikan kebutuhan industri atas tenaga kerja pada sektor green jobs.
Menurut ILO, green jobs adalah pekerjaan yang layak dan ramah lingkungan. Pekerjaan ini dapat berada di sektor konvensional seperti manufaktur dan konstruksi, maupun di industri hijau yang baru muncul seperti energi terbarukan dan efisiensi energi. Pekerjaan-pekerjaan ini dapat membantu melestarikan lingkungan, meningkatkan efisiensi energi dan bahan baku. Perlu saya highlight di sini bahwa green jobs bukanlah pekerjaan kerelawanan dan bukan bekerja di LSM atau NGO. Green jobs seperti pekerjaan pada umumnya, tersebar di sektor swasta, pemerintah, dan juga NGO atau LSM. Keahlian yang dibutuhkan pun beragam, karena pada dasarnya kebutuhan keahlian pada sektor green jobs hampir sama dengan jenis pekerjaan lainnya.
Pertanyaan selanjutnya bagi para pekerja, apakah gajinya layak? Perkara ini mungkin yang pertama muncul di benak kamu.
Menyoal gaji, tentu harus layak. Sebab, syarat pertama dari green jobs adalah pekerjaan itu harus pantas, artinya dapat diterima dan memenuhi standar sesuai daerah tersebut. Di Indonesia, pekerjaan pada sektor green jobs juga mengikuti standar upah minimum daerah masing-masing.
Sebetulnya, green jobs ini bukanlah perihal baru. Indonesia pernah mengupayakan penyebaran green jobs melalui sejumlah pelatihan dan kebijakan, meskipun belum optimal. Beberapa pekerjaan di Indonesia yang mendukung sektor green jobs adalah ecopreneur, eco designer, arsitek, eco fashionpreneur, electric car technician, energy startup, organic foodpreneur, solar panel technician, urban farmer, dan waste management startup.
Akan tetapi, pekerjaan selain yang saya sebutkan di atas juga masih bisa berpeluang berkontribusi di sektor green jobs. Pekerjaan itu seperti content creator, digital marketer, dosen dan researcher, environmental lawyer, dan lain sebagainya.
Perubahan perilaku pasar ini tidak hanya menyegarkan industri, tetapi juga turut menstimulasi perubahan pada kurikulum kampus, sekolah, dan lembaga pelatihan. Semua itu dilakukan untuk menyiapkan agar generasi muda saat ini dapat mempelajari beragam skill yang dibutuhkan untuk green jobs dan pada tahun-tahun mendatang mereka dapat mengambil peran yang lebih besar.
Saatnya Anak Muda Bersinar
Peningkatan pengangguran saat pandemi membuat pemerintah dan swasta memiliki peluang untuk menginfigurasi ulang lanskap pekerjaan dan memberi panggung pada lingkungan hidup agar lebih banyak yang memberi atensi. Pemerintah Indonesia saat ini tengah menyiapkan major projects yang disusun dalam RPJMN 2020-2024. Major Project atau Proyek Prioritas strategis ini memiliki nilai strategis. Total, ada 41 major projects yang direncanakan pemerintah. Dari semua itu, ada beberapa peluang anak muda untuk mendapatkan akselerasi kompetensi. Major project yang pertama adalah prioritas untuk industri 4.0 di 5 Sub Sektor Prioritas, yakni makanan dan minuman, tekstil dan pakaian jadi, otomotif, elektronik, kimia dan karmasi. Kemudian ada pula program Pendidikan dan Pelatihan Vokasi untuk Industri 4.0 yang bertujuan untuk meningkatkan tenaga kerja berkeahlian yang mendukung pengembangan industri 4.0.
Rencana pemerintah ini menunjukkan bahwa adanya kebutuhan tenaga kerja yang besar dengan kompetensi untuk menghadapi industri 4.0. Kementerian Perindustrian juga memberikan dukungan kepada para pelaku industri dalam negeri untuk mendukung kelestarian lingkungan dengan menerapkan standar industri hijau. Prioritas ini juga sudah sejalan dengan Making Indonesia 4.0, di mana salah satu prioritas dalam inisiatif Making Indonesia 4.0 adalah mengakomodasi standar-standar keberlanjutan. Langkah yang diambil adalah mengindentifikasi aplikasi teknologi dan peluang pertumbuhan ramah lingkungan, serta mempromosikan lingkungan yang kondusif (termasuk peraturan, pajak dan subsidi) untuk investasi yang ramah lingkungan.
Generasi milenial dan Gen Z yang beberapa tahun ke depan akan mengambil peran utama dalam menjalankan roda perekonomian Indonesia, dapat mengambil kesempatan dengan mulai membekali diri dengan keahlian yang dibutuhkan oleh industri hijau. Apalagi, hasil Sensus Penduduk 2020 menunjukkan bahwa secara keseluruhan, penduduk usia produktif, antara usia 15 dan 64 tahun, mendominasi sebanyak 70,72 persen dari populasi. Angka ini yang tertinggi sejak sensus sepuluh tahunan dimulai pada tahun 1961 dan merupakan tanda sebuah negara memasuki masa suburnya.
Jika kamu belum ada gambaran seperti apa green jobs dan apakah pantas untuk dicoba, di bawah ini saya berikan gambaran deskripsi pekerjaan yang termasuk green jobs yang juga akan banyak dicari di masa depan.
Peluang Lebar Berkarir di Sektor Green Jobs
Ada beberapa peluang besar untuk berkarir di sektor green jobs, baik berwirausaha atau berbisnis sendiri maupun masuk ke industri sebagai karyawan. Saya akan memberi beberapa insight dan inspirasi agar teman-teman yang membaca tulisan saya memiliki gambaran dan mulai membuat perencanaan dari sekarang. Saya awali dari yang berwirausaha dulu, ya.
Fashion Designer
Fashion designer kerap mengambil inspirasi dari alam, baik dari warna, tekstur, hingga bentuk. Inspirasi ini yang berpengaruh pada karya atau produk fashion item mereka. Fashion designer umumnya juga menentukan akan berkarya melalui konsep slow fashion atau fast fashion. Biasanya, fashion designer yang peduli lingkungan memilih berkarya pada jalur slow fashion, yakni sebuah filosofi yang didasarkan atas pemakaian pakaian yang lebih lama, ketahanan lebih baik, kualitas lebih tinggi, produksi beretika serta ramah lingkungan.
Saya pernah bertemu seorang fashion designer yang sukses, produknya kaya makna dan cerita, serta memiliki banyak pelanggan loyal. Adalah Mbak Rosie Rahmadi pemilik brand Maison Gadiza yang merupakan sebuah Rumah Brand yang menaungi beberapa brand yaitu Gadiza, RosieRahmadi, dan Parapohon. Setiap koleksinya selalu memiliki cerita dengan memberi nilai lebih pada sentuhan akhir melalui human touch. Dalam berbisnis, Mbak Rosie, berusaha berkomunikasi dengan pengguna produknya tentang pentingnya keberlanjutan dan berupaya menjaga keseimbangan 3 pilar penting yaitu people, planet, dan profit.
Arsitek
Dalam dunia konstruksi, ada tren yang sedang menjadi pusat perhatian, yakni penerapan konsep green building atau yang dikenal juga sebagai prinsip bangunan gedung hijau. Pada dasarnya, green building adalah perwujudan dari sustainable construction yang bertujuan untuk mengurangi dampak buruk pada lingkungan. Salah satu inspirasi di bidang ini adalah arsitek Bandara Banyuwangi yang termasuk kategori green airport, Andra Martin. Bangunan tersebut memiliki atap hijau di lantai 2, memanfaatkan bahan daur ulang kayu ulin bekas kapal maupun dermaga, dan memiliki banyak ruang terbuka agar sirkulasi udara yang alami bisa terjadi.
Tren green building ini semakin berkembang seiring dengan isu lingkungan yang terus menjadi perhatian publik. Tentu kemajuan dapat menjadi peluang bagi para arsitek untuk memelajari bangunan yang mengutamakan efisiensi energi, air, dan material. Menariknya, bangunan yang dibangun dengan konsep go green ini tidak memerlukan banyak biaya, malah justru memikat investasi. Dalam laporan yang diberikan oleh International Finance Corporation (IFC) terhadap dampak bangunan ramah lingkungan di Jakarta dan Bandung per Juni 2019, penerapan konsep bangunan hijau ini telah menghemat biaya energi sebesar 120 juta dolar AS. Penghematan ini juga dipengaruhi oleh selera hunian saat ini yang lebih suka bergaya minimalis.
Sementara untuk investasi, ada riset yang dilakukan oleh lembaga bernama Dodge Data & Analytics pada 2018. Riset ini mengungkapkan bahwa sebagian besar operator green building merasa aset dengan konsep tersebut nilai jualnya meningkat lebih dari 10%. Jadi, sudah terlihat, kan, bahwa ini sangat berpeluang dan menguntungkan. Ibaratnya, cuan dalam genggaman, lingkungan pun terselamatkan.
Content creator
Content creator yang saya maksud di sini adalah Blogger, Influencer, YouTuber, Tiktokers, dan lain sebagainya. Keberadaan content creator akan terus berkembang dan mendapat tempat yang strategis dalam dunia digital marketing. Sejalan dengan hal tersebut, sebaiknya seorang content creator memiliki nilai yang unik dan bermanfaat, karena content creator banyak memiliki pengikut dan diikuti oleh masyarakat. Content creator sangat berperan dalam “meramaikan” isu-isu tertentu dan alangkah baiknya jika isu lingkungan pun bisa turut dikampanyekan.
Content creator favorit saya yang berpihak pada lingkungan adalah Dhatu Rembulan, Puty Puar, dan Gitasav. Sementara seniman favorit saya yang banyak menyuarakan tentang lingkungan adalah almarhum Glenn Fredly dan Hamish Daud. Saya sendiri sebagai blogger juga berusaha menunjukkan dukungan dengan tidak menerima kerjasama ataupun mengikuti acara dari perusahaan-perusahaan sawit dan industri ekstraktif. Sebaliknya, acara yang berkaitan dengan hutan dan lingkungan pasti saya dukung dengan penuh semangat.
Ecopreneur
Ecopreneur adalah wirausaha yang peduli terhadap masalah lingkungan dan kelestarian lingkungan. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, ecopreneur juga selalu memperhatikan daya dukung lingkungan dan berusaha meminimalisirkan dampak dari hasil kegiatannya terhadap lingkungan. Saat ini, sudah banyak ecopreneur di sekitar kita. Salah satu yang dapat menjadi inspirasi adalah Rizki Hamdani, penggagas Kelompok Tani Santri Milenial. Ia membentuk unit usaha mulai dari pertanian, perikanan, dan peternakan, lalu disatukan dalam integrated farming system.
Saat ini, KTSM yang telah ia bentuk telah memberdayakan 20 pesantren di daerah Jombang dengan jumlah 40 KTSM. Rizki Hamdani telah membuktikan bahwa satu industri yakni agrobisnis dapat menyelesaikan sejumlah masalah: serapan tenaga kerja, pendapatan daerah, pemberdayaan anak muda (dalam hal ini santri), dan sekaligus menyelamatkan lingkungan. Apabila kamu tertarik untuk mulai membangun bisnis yang eco friendly tapi masih bingung mengatur bagaimana model bisnisnya, membangun pondasi, menhitung keuntungan, dan menentukan market, ada baiknya kamu melihat video dari Coaction Indonesia ini:
[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]Di atas tadi merupakan beberapa contoh inspirasi dari green jobs yang berada di jalur wirausaha. Bagaimana dengan pekerjaan industri besar, apakah ada yang memiliki konsep green jobs? Melimpah! Coba cek sendiri di bawah ini.
Digital Marketer
Pekerjaan ini sangat populer dan keberadaannya akan terus dibutuhkan dalam beberapa tahun mendatang. Digital marketer memiliki skill yang cukup kompleks, mulai dari pembuatan konten, pemasangan iklan online, optimasi website, email marketing, hingga admin media sosial. Ada satu skill yang harus dimiliki oleh digital marketer yakni kemampuan menganalisis data. Keahlian analisis data akan memberikan gambaran obyektif tentang efektivitas iklan maupun konten yang sedang, akan, atau sudah dijalankan. Melalui analisis data, digital marketer mampu melihat tren konsumsi dan potensi yang akan muncul.
Di masa depan akan ada banyak perusahaan dan UKM yang shifting ke pemasaran digital akibat pandemi. Mereka akan membutuhkan jasa profesional dari digital marketer. Oleh karena itu, penting agar digital marketer memahami pola dan perilaku market yang sedang berubah ke arah sustainable lifestyle dan kepedulian lingkungan.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text css=”.vc_custom_1617277690630{margin-bottom: 30px !important;}”]Environmental Engineer / Insinyur Lingkungan
Environmental engineer berperan dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dengan mengawasi limbah dan kebijakan pengendalian polusi. Mereka secara rutin menguji kualitas udara, sumber air, dan peralatan industri untuk memastikan semuanya telah terpelihara sesuai standar.
Untuk menjadi environmental engineer, kamu perlu memiliki gelar sarjana di bidang teknik dan beberapa pengalaman kerja. Apabila seorang environmental engineer memiliki gelar master dan memiliki beberapa sertifikasi, dapat berpotensi mendapat gaji yang lebih tinggi pula. Menurut Bureau Labor of Statistics, environmental engineer adalah pekerjaan dengan gaji tertinggi pada sektor green jobs di Amerika.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text css=”.vc_custom_1617277670838{margin-bottom: 30px !important;}”]Environmental Technician (Teknisi Lingkungan)
Teknisi lingkungan menjalankan rencana yang dikembangkan oleh insinyur lingkungan dan bekerja di bawah arahan environmental scientist (ilmuwan lingkungan). Mereka memantau lingkungan dan menyelidiki sumber pencemaran dengan melakukan uji laboratorium dan lapangan. Dalam pekerjaan lapangan, mereka mengoperasikan peralatan yang digunakan untuk mencegah atau membersihkan pencemaran lingkungan, serta memodifikasi peralatan untuk memenuhi kebutuhan tertentu.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]Urban Planner (Perencana Kota)
Perencana kota memainkan peran kunci dalam pertumbuhan populasi dan komunitas yang sehat. Ruang lingkup pekerjaannya meliputi membuat rencana penggunaan lahan, termasuk infrastruktur seperti jalan, saluran listrik, dan taman. Mereka harus memiliki keterampilan komunikasi yang kuat karena urban planner bekerja dengan banyak orang di semua tingkatan, mulai dari penduduk, perusahaan, hingga pemerintah. Di banyak negara maju, urban planner adalah salah satu pekerjaan pada sektor green jobs yang banyak peminat dan terus bertumbuh. Peningkatan ini seiring dengan konsep green building atau arsitektur hijau yang kian diminati masyarakat.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]Environmental Lawyer (Pengacara Lingkungan Hidup)
Pengacara yang fokus pada isu lingkungan hidup dapat mewakili individu, bisnis, hingga bumi secara keseluruhan. Mereka memberikan nasihat pada klien tentang perubahan lanskap bisnis, pola perilaku konsumen, dan bagaimana dampak bisnis terhadap lingkungan. Beberapa kemampuan yang sebaiknya dimiliki seorang environmental lawyer adalah riset, negosiasi, dan komunikasi.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row css=”.vc_custom_1617277246725{margin-bottom: 30px !important;}”][vc_column][vc_column_text]Hydrologist (Hidrologi)
Hidrologi adalah salah satu dari banyak pekerjaan di sektor green jobs bergaji tinggi yang mengalami peningkatan permintaan. Seorang hydrologist memelajari pergerakan air dan kualitas air secara keseluruhan. Mereka secara teratur mengevaluasi perubahan kimia dan suhu serta rutin mengidentifikasi dan menguji polutan. Mereka memainkan peran kunci dalam menjaga saluran air kita agar tetap bersih dan aman.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row css=”.vc_custom_1617277256680{margin-bottom: 30px !important;}”][vc_column][vc_column_text]Guru, Dosen, dan Peneliti
Lembaga pendidikan turut memainkan peran dalam mengajarkan kepedulian lingkungan pada anak muda. Tidak hanya pada tingkat universitas saja, tetapi juga pada tingkat anak usia dini. Dosen pun dapat termasuk pada sektor green jobs. Dosen dapat mengajak mahasiswa untuk meneliti isu lingkungan hidup dari berbagai perspektif, mulai dari saintifik, sosial, hukum, hingga budaya. Sementara untuk peneliti atau researcher dapat lebih banyak terlibat dalam penelitian yang berpusat pada topik lingkungan. Indonesia masih butuh lebih banyak input mengenai hal ini.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]Apabila kamu adalah peneliti, kamu bisa mencoba berkolaborasi dengan Coaction Indonesia atau Koaksi Indonesia. Ah, tidak hanya peneliti. Siapapun kamu yang ingin berkolaborasi untuk memberikan ide inovatif dan berkontribusi pada program pembangunan berkelanjutan, Koaksi Indonesia merupakan tempat yang tepat untuk memahami isu dan memulai perubahan kecil di sekitar kamu. Organisasi ini bekerjasama dengan multi-pihak, mulai dari pemerintah, swasta, lembaga riset dan penelitian, organisasi masyarakat sipil, komunitas, dan penggerak anak muda lainnya untuk memberi solusi dan aksi dalam percepatan pengembangan energi terbarukan. Kamu bisa mengintip berbagai kegiatan Koaksi Indonesia melalui websitenya di www.coaction.id
Wah, rupanya ada beragam profesi di sektor green jobs, ya? Masih ada banyak sekali jenis green jobs yang tidak dapat saya sebutkan di sini satu per satu. Sampai di sini, semakin terang ya bahwa green jobs memiliki banyak keuntungan, yang sudah terlihat ada dua yakni membangun perekonomian baik lokal maupun global dan menjaga lingkungan. Kita tentu tidak mau bersikap egois dengan mewariskan kota yang mudah banjir dan krisis makanan untuk generasi masa depan, bukan? Memang betul bahwa tidak semua orang memiliki peluang untuk masuk ke sektor green jobs. Akan tetapi, peluang kecil itu bisa dibesarkan, peluang juga dapat dipersiapkan, dengan prediksi dan data.
Semoga anak muda jadi semakin semangat dalam merencanakan karir dan mulai mencari atau membuat pekerjaan di sektor green jobs. Dari beberapa pekerjaan yang saya sebutkan di atas, mana yang jadi favoritmu? Ceritakan di kolom komentar, yuk.
Penulis: Nabilla DP.
Penulis merupakan juara ke-2 dalam Lomba Penulisan Blog yang diadakan oleh Koaksi Indonesia. Tulisan ini telah diterbitkan dalam blog penulis dan dapat dilihat di https://www.bundatraveler.com/green-jobs-di-indonesia/
Sumber referensi:
ILO, www.ilo.org
Kemenkeu, www.kemenkeu.go.id
Unity.edu, www.unity.edu
The Guardian, www.theguardian.com
Detik.com, www.detik.com
Coaction Indonesia, www.coaction.id
Yuswohady, www.yuswohady.com
PWC, www.pwc.com
IDXChannel, www.idxchannel.com
Tirto, www.tirto.id
Sumber ilustrasi: Freepik (artist: macrovector, pikisuperstar, vectorjuice, pch.vector, rawpixel)[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row css=”.vc_custom_1606718300659{padding-top: 0px !important;padding-right: 20px !important;padding-bottom: 0px !important;padding-left: 20px !important;background-color: rgba(238,238,34,0.76) !important;*background-color: rgb(238,238,34) !important;border-radius: 10px !important;}”][vc_column][vc_column_text]DISCLAIMER
Semua artikel dan opini yang dipublikasikan pada Blog Energi Muda menjadi tanggung jawab dari masing-masing penulis. Koaksi Indonesia membantu mereduksi bahasa dan penulisan sesuai kaidah KBBI, logika dan kata di dalam tulisan yang masuk ke redaksi. Koaksi Indonesia tidak bertanggung jawab jika terdapat plagiarisme, kesalahan data dan fakta serta kekeliruan dalam penulisan nama, gelar atau jabatan yang terdapat di dalam artikel dan opini.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]