Jakarta, CNN Indonesia — Debat capres kedua yang salah satunya mengangkat persoalan lingkungan hidup dinilai tak dimanfaatkan sepenuhnya oleh kedua capres, Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto.

Manajer Pengetahuan Yayasan Madani Berkelanjutan Anggalia Putri menyindir kedua capres menunjukkan tak memiliki komitmen yang tegas untuk menjamin pelaksanaan tata kelola persoalan lingkungan di Indonesia, terutama terkait mitigasi dan penanggulangan perubahan iklim.

“Kedua capres tidak menyebutkan secara eksplisit mengenai komitmen iklim nasional. Performa keduanya dalam menjelaskan isu mengenai infrastruktur, pangan, energi, sumber daya alam dan lingkungan hidup masih parsial atau terpisah-pisahkan seakan tidak ada benang merah sekaligus penentu terhadap solusi dari permasalahan yang terjadi,” ujar Anggalia dalam diskusi di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Senin (18/2).

Mengutip dari notulensi diskusi tersebut, salah satu yang perlu disorot dari apa yang terjawab dalam pernyataan Jokowi adalah persoalan mendasar soal tata kelola. Sementara itu pada Prabowo dinilai cenderung menekankan konsep umum seperti kemandirian, swasembada, serta kepemilikan nasional versus asing.

Namun, kedua capres itu dinilai tidak melihat keterkaitan erat antara infrastruktur dan perubahan iklim.

“Jika mengacu pada debat capres kedua ini, komitmen kedua paslon dalam perubahan iklim diragukan. Energi kotor batu bara yang menjadi salah satu penyumbang emisi, biofuel yang akan memicu deforestasi dan penghasil emisi tidak mau ditinggalkan, melainkan digadang-gadangkan sebagai energi terbarukan. Mereka gagal paham menerjemahkan energi terbarukan, biofuel justru akan semakin meningkatkan penghancuran hutan, meningkatkan emisi gas rumah kaca, dan semakin melanggengkan praktik perampasan tanah, khususnya tanah-tanah masyarakat adat,” ujar Koordinator Desk Politik WALHI, Khalisah Khalid.

Selain itu, yang disorot dalam debat tersebut adalah soal pengembangan energi terbarukan. Keduanya disebutkan tak memaparkan solusi untuk mengatasi berbagai persoalan sosial dan lingkungan yang timbul.

“Indonesia akan ketinggalan zaman apabila masih mengutamakan energi fosil dan tidak agresif berpaling pada industri terbarukan. Apalagi ada potensi green jobs di berbagai sektor dan poin pemikat bagi pemilih muda untuk mendukung mereka,” kata Plt Direktur Eksekutif Koaksi Indonesia, Nuly Nazlia.

Sumber: CNN Indonesia

Masuk dengan Akun Anda

Daftar Akun baru

Register