Pengenalan green jobs di masa adaptasi kebiasaan baru diklaim bisa menjadi langkah awal agar pekerjaan ini menjadi pilihan utama anak muda Indonesia. Dengan terjun ke green jobs, anak muda akan semakin kompetitif merespons pandemi global dan gelombang perubahan iklim yang lebih besar.

Green jobs merupakan pekerjaan yang ramah lingkungan atau berbasis pada agenda pembangunan berkelanjutan. Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Internasional Labour Organization (ILO), organisasi buruh dunia, yang merekomendasikan pentingnya lapangan kerja yang juga berorientasi pada pelestarian lingkungan.

Secara khusus, green jobs mencakup pekerjaan yang dapat membantu melindungi ekosistem, mengurangi energi, materi dan konsumsi air melalui strategi yang memiliki tingkat efisiensi tinggi, serta mengurangi atau mencegah pembuat segala bentuk limbah dan polusi.

Direktur Program Koaksi Indonesia Verena Puspawardani menilai masa pandemi ini merupakan momentum yang tepat bagi anak muda terjun ke green jobs. Dengan begitu, Indonesia diharapkan bisa lebih cepat memulihkan krisis ekonomi. Model green jobs sejalan dengan agenda atau strategi pemerintah dalam memulihkan krisis setelah pandemi.

“Jika dikaitkan dengan pemulihan ekonomi berkelanjutan atau pembangunan rendah karbon, maka kita tidak hanya fokus pada pembangunan yang menanggulangi Covid-19, tetapi bisa menghadapi tantangan dampak perubahan iklim yang lebih masif,” kata Verena.

Selain itu, lanjut Verena, Indonesia mengalami bonus demografi dengan 70% populasinya berada di usia produktif, 15-64 tahun. Sementara, jumlah masyarakat berusia nonproduktif atau usia di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun hanya 30%.

Dengan demikian, Indonesia dapat memperoleh keuntungan jika mampu meningkatkan daya saing anak muda di tingkat regional dan global. Caranya, dengan menyediakan akses yang lebih baik ke pendidikan tinggi dan peluang kerja berkualitas tinggi, termasuk green jobs.

Verena menyebut, anak muda perlu memiliki kesadaran, minat, dan kemauan dengan mengambil tindakan melalui berbagai cara. Salah satunya menyediakan akses informasi yang luas terkait manfaat kehadiran green jobs.

“Jika sosialisasinya (green jobs) itu sering dan sedini mungkin, kita bisa mengetahui sejak dini seperti apa green jobs. Maka akan banyak perusahaan-perusahaan yang mengimplementasikan prinsip-prinsip green jobs,” ujar Verena.

Anak muda merupakan peluang emas menciptakan Indonesia yang lebih terstruktur dengan pembaruan stabilitas lingkungan dan keseimbangan energi di dalamnya. Untuk itu, sumber daya manusia yang mampu berkontribusi bagi kemajuan sosial, lingkungan, bahkan keberlanjutan industri secara keseluruhan sangat dibutuhkan.

Menurut Verena, anak muda memiliki peranan penting dalam mendorong keberpihakan kebijakan untuk green jobs. “Sangat penting, tentunya kita butuh pekerjaan untuk memenuhi sandang, pangan, dan papan. Tentunya berkontribusi untuk pelestarian lingkungan,” kata Verena.

Menurut Verena, saat ini sudah banyak perusahaan yang mengimplementasikan green jobs. Selain meraih keuntungan dari berbisnis, perusahaaan yang telah menggunakan prinsip green jobs ini telah maju selangkah dalam mencegah perubahan iklim dan melestasikan lingkungan.

Lebih lanjut, Verena menjelaskan bahwa green jobs tidak hanya di bidang energi terbarukan, tetapi bisa di bidang agrikultur bahkan fashion. “Dengan keberadaan mereka, bisa menginspirasi perusahaan lain untuk selanjutnya bisa berpikir green jobs,” kata Verena.

Rekosistem dan Westbike Messenger Service merupakan contoh perusahaan yang mengusung konsep green jobs. Rekosistem adalah start-up yang bergerak di bidang pengelolaan sampah bertanggung jawab untuk mewujudkan ekosistem berkelanjutan. Sedangkan Westbike Messenger Service bergerak di bidang jasa pengantaran paket atau dokumen dengan moda transportasi sepeda.

Co Founder dan CEO Rekosistem Ernest C. Layman mengatakan anak muda memiliki peluang besar untuk bergabung dan berperan dalam green jobs. Dengan melakukan riset dan pengembangan yang kreatif dan inovatif, anak muda bisa memulai bisnis dengan konsep green jobs.

“Dengan kita terjun langsung ke industri tersebut melakukan tes, research, dan juga pengembangan dari jasa atau produk, di situ kita membuat solusi yang relevan,” kata Ernest.

Menurut Ernest, menciptakan lapangan pekerjaan berbasis green jobs memiliki banyak tantangan. Salah satunya yaitu harus mampu menyeimbangkan sinergi tiga elemen yang meliputi ekonomi, sosial, dan lingkungan atau lebih dikenal dengan 3P (profit, people, dan planet).

“Harus seimbang, karena kalau misalkan nilai ekonominya tidak ada, bagaimana mau berlanjut usahanya atau berkembang. Kalau hanya memikirkan aspek usaha saja, bukan lagi social enterprise yang memberikan dampak sosial atau dampak lingkungannya,” jelas Ernest.

Menurut Founder & CEO Westbike Messenger Service Hendi Rachmat, green jobs mulai dikenal masyarakat Tanah Air. Menurut dia, itu karena masyarakat semakin peduli akan kelestarian lingkungan. Hendi juga melihat pemerintah semakin mendukung gerakan menjaga lingkungan.

“Beberapa kali pemerintah mengajak saya berdiskusi, di mana kita membuat jalur sepeda itu untuk lebih nyaman,” kata Hendi.

Sumber: Alinea.id

Masuk dengan Akun Anda

Daftar Akun baru

Register